Bantul-(Urais): Pembinaan Kemitraan Umat merupakan salah satu bidang
tugas yang diamanahkan kepada Seksi Urusan Agama Islam Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Bantul. Bidang tugas ini ditujukan untuk melaksanakan pembinaan dan pengembangan
jalinan kemitraan dengan berbagai lembaga ataupun organisasi Islam sebagai
langkah untuk membangun ukhuwah Islamiyah di internal umat Islam. Tujuan
pembinaan diharapkan meningkatkan kerukunan intern umat agama Islam,
meningkatkan koordinasi kegiatan dakwah antar organisasi masyarakat Islam yang
ada dan menjalin komunikasi yang baik
antar organisasi masyarakat Islam dan para tokoh agama.
Berkaitan
dengan hal tersebut di atas, Seksi Urusan Agama Islam Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Bantul menyelenggarakan kegiatan pembinaan Kemitraan Umat Bagi Ormas
Islam dan Tokoh Masyarakat dengan tema “Hisab
Rukyah Dengan Permasalahannya di Indonesia”. Kegiatan ini diselenggarakan
pada hari Senin, 25 Juni 2012, Pukul 08.00 sampai dengan 12.00 WIB, bertempat di Balai
Desa Parangtritis Kecamatan Kretek. Acara ini di buka secara resmi oleh Bapak H.M. Wahib Jamil, S.Ag, M.Pd, Kepala Seksi Urusan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul. Dalam sambutan pembukaan dan pengarahannya, pria kelahiran Pati, 4 Pebruari 1972, menyatakan bahwa perbedaan penentuan awal bulan hijriyah, khususnya bulan Ramadlan, Syawal dan Dzulhijah, kerap sekali terjadi di Indonesia, antara satu ormas dengan ormas Islam lainnya. Meskipun pemerintah, khususnya Kementerian Agama, telah mengadakan kegiatan rukayatul hilal dan sidang isbath untuk menentukan keputusan awal tiga bulan hijriyah tersebut, namun perbedaan masih juga terjadi. Untuk itulah sebagai langkah edukasi kepada masayarakat, Kementerian Agama menyelenggarakan berbagai kegiatan pembinaan dengan harapan agar supaya masyarakat mendapatkan informasi obyektif dan pengetahuan yang mendalam tentang seluk beluk hisab rukyat, sehingga mereka mempunyai sikap toleransi terhadap perbedaan yang terjadi, tetap menjaga ukhuwah dan silaturahim dan tidak terjadi perpecahan/ permusuhan di kalangan umat Isam.
Kegiatan
pembinaan kemitraaan umat ini di hadiri oleh 50 peserta yang berasal dari
perwakilan ormas Islam (NU dan Muhammadiyah), tokoh masyarakat (DMI, MUI, Takir
Masjid, Kaum Rois dll) dan unsur pemerintahan (camat, polsek, koramil).
Karena pentingnya acara ini, panitia menghadirkan tiga nara sumber yang
mempunyai kompetensi dalam bidang hisab rukyat, baik dari praktisi maupun
akademisi. Ketiga nara sumber tersbut adalah:
- H.M. Wahib Jamil, S.Ag,
M.Pd, selaku Kasi Urais Kan Kemenag Kab. Bantul menyampaikan materinya
dengan judul, “mengukuhkan ukhuwah
islamiyah dalam Mensikapi Perbedaan Penentuan Awal Bulan Hijriyah”.
- Drs. Muntoha Arkanuddin,
seorang praktisi hisab rukyah yang aktif di RHI, beliau menyampaikan
materi dengan judul, “Penentuan Awal Bulan Hijriyah; Metode dan Permasalahnnya dalam Internal
Ormas Islam”.
- Drs. H. Sofwan Jannah, MA,
seorang dosen di fakultas PAI UII Yogyakarta,
beliau menyampaikan metri dengan judul, “Aplikasi dan Urgensi Hisab Rukyat
Dalam Ibadah”.
Kegiatan lebih
banyak diarahkan ke diskusi, setelah para nara sumber memaparkan materinya. Dengan
demikian para peserta mempunyai kesempatan luas untuk bertanya dan berdiskusi
secara mendetail tentang hisab rukyah.
Setelah kegiatan pembinaan ini selesai diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi para peserta yakni meningkatnya jalinan komunikasi dan silaturrahim antar ormas Islam dan para tokoh masyarakat, mempererat jalinan ukhuwah Islamiyyah antar ormas Islam dalam mensikapi perbedaan penentuan awal bulan hijriyah, meningkatkan pemahaman para pimpinan ormas Islam dan para tokoh agama Islam dalam hal hisab dan rukyat sebagai modal peran aktifnya dalam membina dan menjaga ukhuwah internal umat Islam dalam mensikapi perbedaan penentuan awal bulan hijriyah dan meningkatkan koordinasi kegiatan dakwah antar organisasi masyarakat Islam
Kegiatan pembinaan kemitraan
ini berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini berkat partisipasi dan kerjasama
yang baik dari semua pihak, khususnya tim pembinaan kemitraan umat yang kompak
dan terkoordinir dengan baik. Meskipun dilapangan sering menemukan banyak
kendala, baik teknis maupun non teknis, namun itu semua dapat di atasi dengan
baik dengan mengedepankan prinsip profesionalisme, kerjasama dan semangat
pelayanan prima.(fzn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan DiKomentari Ya