Kegiatan
Pembinaan Rukyatul Hilal Awal Bulan Dzulhijjah 1433 H merupakan salah satu
bidang tugas yang diamanahkan kepada Seksi Urusan Agama Islam Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Bantul. Tujuan dari kegiatan ini dimaksudkan untuk
memantau/melihat hilal (cahaya bulan sabit) pada akhir bulan hijriyah,
tanggal 29 Dzulqa’dah 1433 H untuk menentukan awal bulan Dzulhijah 1433 H. Hal ini berdasarkan
pada Taqwim Standard Indonesia yang menggunakan kriteria MABIMS. Namun demikian
ormas NU juga secara resmi melakukan kegiatan rukyatul hilal pada tanggal yang
sama
Pelaksanaan kegiatan ini diselenggarakan oleh Seksi Urusan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul pada hari Senin, 15 Oktober 2012 di Pos Pemantauan Bulan (POB) Syekh Bela-Belu Parangtritis Kretek Bantul. yang dihadiri oleh perwakilan Tokoh Masyarakat, Ormas Islam dan para pejabat dari Instansi pemerintah.
Kegiatan Rukyatul Hilal ini sangat penting dan perlu untuk dilakukan, karena berkaitan dengan Hari Arofah tanggal 9 Dzulhijjah dan Hari Raya Idhul Adha tanggal 10 Dzulhijjah 1433 H, dan pelaksanaan ibadah sunnah berupa penyembelihan hewan qurban sampai dengan tanggal 13 Dzulhuijjah 1433 H. Oleh karena itulah, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama Kabupaten Bantul dan Kementerian Agama Kantor Wilayah D.I Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Hisab Rukyat Daerah (BHRD) D.I Yogyakarta dan Kab. Bantul, BMKG D.I Yogyakarta, Bosca, Kominfo dll. menyelenggarakan kegiatan rukyatul hilal, dengan harapan hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam sidang Isbat Kementerian Agama Republik Indonesia yang hasilnya akan diinformasikan secara resmi kepada masyarakat Islam.
Pelaksanaan kegiatan ini diselenggarakan oleh Seksi Urusan Agama Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bantul pada hari Senin, 15 Oktober 2012 di Pos Pemantauan Bulan (POB) Syekh Bela-Belu Parangtritis Kretek Bantul. yang dihadiri oleh perwakilan Tokoh Masyarakat, Ormas Islam dan para pejabat dari Instansi pemerintah.
Kegiatan Rukyatul Hilal ini sangat penting dan perlu untuk dilakukan, karena berkaitan dengan Hari Arofah tanggal 9 Dzulhijjah dan Hari Raya Idhul Adha tanggal 10 Dzulhijjah 1433 H, dan pelaksanaan ibadah sunnah berupa penyembelihan hewan qurban sampai dengan tanggal 13 Dzulhuijjah 1433 H. Oleh karena itulah, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama Kabupaten Bantul dan Kementerian Agama Kantor Wilayah D.I Yogyakarta bekerjasama dengan Badan Hisab Rukyat Daerah (BHRD) D.I Yogyakarta dan Kab. Bantul, BMKG D.I Yogyakarta, Bosca, Kominfo dll. menyelenggarakan kegiatan rukyatul hilal, dengan harapan hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam sidang Isbat Kementerian Agama Republik Indonesia yang hasilnya akan diinformasikan secara resmi kepada masyarakat Islam.
Hasil pemantauan hilal di Pos Observasi Bulan Bukit
Bela-belu Parangtritis, Matahari terbenam pada pukul 17:33 WIB pada azimuth
261°3' atau 8,7° di Selatan titik Barat. Posisi Hilal saat Matahari
terbenam 2°48' atau 2,8° dibawah ufuk mar'i di kiri-kiri posisi Matahari
terbenam. Bulan terbenam pada 17:21 WIB pada azimuth 258°45' atau 12 menit sebelem
Matahari terbenam. Pada kondisi seperti ini Hilal mustahil dirukyat walau
menggunakan teknik apapun. Sehingga bsa dipastikan Sidang Istbat akan
menyimpulkan 1 Zulhijjah jatuh pada Rabu, 17 Oktober 2012.
Ilustrasi Ketinggian Hilal
Ilustrasi Visibilitas Hilal Bulan Dzulhijah 1433 H
KETERANGAN :
- Sangat tidak mungkin daerah yang berada di bawah arsiran MERAH (E) dapat menyaksikan Hilal, sebab pada saat itu Bulan terbenam lebih dulu sebelum Matahari terbenam atau ijtimak lokal (topocentric conjunction) terjadi setelah Matahari terbenam.
- Daerah yang berada pada area BIRU TUA (D) (tak berarsiran) juga tidak memiliki peluang menyaksikan hilal sekalipun menggunakan alat bantu optik (binokuler/teropong), sebab kedudukan Hilal masih sangat rendah ( <6° ) dan terang cakram Bulan masih terlalu kecil sehingga cahaya Hilal tidak mungkin teramati.
- Hilal baru mungkin dapat teramati menggunakan alat bantu optik pada area di bawah arsiranBIRU MUDA (C). Pada area ini pun masih sangat sulit karena dibutuhkan kondisi langit yang sangat cerah terutama di langit Barat.
- Wilayah yang berada dalam arsiran UNGU (B) hanya dapat menyaksikan hilal menggunakan alat bantu optik sedangkan untuk melihat langsung dengan mata diperlukan kondisi cuaca yang sangat cerah dan ketelitian pengamatan.
- Hilal dengan mudah dapat disaksikan pada area di bawah arsiran HIJAU (A) baik menggunakan mata telanjang apalagi menggunakan peralatan optik dengan syarat kondisi udara dan cuaca cukup baik.
- Peta ini dibuat dan hanya berlaku untuk daerah 60° Lintang Utara sampai 60° Lintang Selatan.
:))
BalasHapus