Memasuki akhir bulan
Ramadlan 1433 H, tepatnya tanggal 29 Ramadlan 1433 H, Kementerian Agama bersama
MUI dan ormas Islam (NU, Muhammadiyah, HTI dlll) dengan menggandeng instansi
pemerintah lainnya, seperti Pengadilan Agama, BMKG, Pemda, Kominfo serta
lembaga swasta lain yang berkompenten dalam kegiatan semacam ini, seperti RHI
dan BHRD menyelenggarakan kegiatan pemantauan hilal (rukyatul hilal) untuk menentukan permulaan awal bulan Syawal 1433 H
di Pos pemantauan bulan (POB) Syekh Bela Belu Parangtritis Kretek, pada hari Sabtu,
18 Agustus 2012 pada pukul 15.30 WIB sampai dengan 18.30 WIB. Kegiatan ini diikuti
oleh 50 peserta yang secara resmi mendapatkan undangan dari kan Kemenag Kab. Bantul,
namun seperti sebelumya, kegiatan ini juga mendapatkan perhatian khusus dari
masyarakat Islam, mereka ikut serta hadir memadati POB untuk menyaksikan hilal meskipun
mereka tidak mendapatkan jatah undangan secara resmi. Hal ini menunjukkan bahwa
pemantauan hilal menjadi suatu kebutuhan tersendiri bagi umat Islam untuk
mengetahui permulaan awal bulan dalam sistem kalender hijriyah. Selain itu juga
di tambah dengan motifasi perintah Rasululah SAW untuk melihat hilal pada akhir
bulan hijriyah.
Acara pemantauan hilal
di awali dengan pembukaan dan pengarahan yang dsampaikan oleh kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama D.I Yogyakarta, Drs. H. Maskul Haji, M.Pd.I. dalam
sambutan pengarahnnya beliau menyampaikan bahwa kegiatan pemantauan hilal yang
dilakukan kementerian agama merupakan kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi
masyarakat, karena dengan rukyah akan diketahui kapan suatu bulan hijriyah di
awali, hal ini juga merupakan kegiatan sunnah sesuai anjuran Rasulullah SAW .
Pemantauan hilal
dilakukan dibawah koordinasi Drs. Muttoha Arkanuddin dan Drs. H. Sofwan Jannah,
M.Ag. tepat pada saat Matahari terbenam di ufuk barat pada pukul 17:39 WIB pada
azimuth 282°53' atau 22,9° di Utara titik Barat. Tinggi Hilal saat Matahari terbenam
adalah 7°21' atau 7,3° diatas ufuk mar'i di kiri-atas Matahari. Bulan terbenam pada pukul 18:10 WIB pada azimuth 274°43'.
Pada kondisi seperti ini secara astronomis Hilal berpeluang dirukyat baik dengan
menggunakan mata telanjang maupun menggunakan alat bantu astronomis seperti teleskop.
Namun dari hasil pemantauan hilal yang dilakukan di POB Syekh Bela Belu ini dinyatakan
bahwa hilal tidak bisa dilihat meskipun ketinggiannya berada di atas 2° sesuai
dengan kriteria imkanurrukyat dikarenakan
kondisi cuaca di barat dalam keadaan mendung, yang menghalangi para perukyat
melihat hilal.
Hasil dari
pemantauan hilal tersebut dikirim ke
Kementerian Agama RI pusat sebagai salah satu bahan untuk melakukan sidang isbat bersama MUI dan ormas-ormas Islam
lainnya. (fzn)
Ilustrasi Ketinggian
Hilal
Ilustrasi Visibilitas Hilal
KETERANGAN :
- Sangat tidak mungkin daerah yang berada di bawah arsiran MERAH (E) dapat menyaksikan Hilal, sebab pada saat itu Bulan terbenam lebih dulu sebelum Matahari terbenam atau ijtimak lokal (topocentric conjunction) terjadi setelah Matahari terbenam.
- Daerah yang berada pada area BIRU TUA (D) (tak berarsiran) juga tidak memiliki peluang menyaksikan hilal sekalipun menggunakan alat bantu optik (binokuler/teropong), sebab kedudukan Hilal masih sangat rendah ( <6° ) dan terang cakram Bulan masih terlalu kecil sehingga cahaya Hilal tidak mungkin teramati.
- Hilal baru mungkin dapat teramati menggunakan alat bantu optik pada area di bawah arsiranBIRU MUDA (C). Pada area ini pun masih sangat sulit karena dibutuhkan kondisi langit yang sangat cerah terutama di langit Barat.
- Wilayah yang berada dalam arsiran UNGU (B) hanya dapat menyaksikan hilal menggunakan alat bantu optik sedangkan untuk melihat langsung dengan mata diperlukan kondisi cuaca yang sangat cerah dan ketelitian pengamatan.
- Hilal dengan mudah dapat disaksikan pada area di bawah arsiran HIJAU (A) baik menggunakan mata telanjang apalagi menggunakan peralatan optik dengan syarat kondisi udara dan cuaca cukup baik.
- Peta ini dibuat dan hanya berlaku untuk daerah 60° Lintang Utara sampai 60° Lintang Selatan.
(ilustrasi dan keterangan bersumber dari RHI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan DiKomentari Ya